Timnas Indonesia U-22 menghadapi kekalahan mengecewakan dalam laga persahabatan melawan Mali U-22. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, menjadi momen yang menggugah perhatian banyak pihak mengingat persiapan tim untuk SEA Games 2025 yang semakin dekat.
Harapan untuk memulai rangkaian uji coba dengan baik pun hancur lebur setelah Indonesia kalah telak dengan skor 0-3. Kekalahan ini menjadi sinyal bahaya bagi pelatih Indra Sjafri dan skuadnya yang membutuhkan evaluasi mendalam.
Awal Pertandingan yang Buruk Bagi Timnas Indonesia
Sejak menit awal, Indonesia nampaknya berusaha untuk tampil agresif. Namun, pergerakan cepat Mali membuat tim Garuda Muda kebobolan hanya dalam waktu lima menit setelah kick-off.
Seikou Doucoure berhasil mencetak gol pembuka melalui sundulan yang memanfaatkan situasi sepak pojok. Gol ini jelas memengaruhi mental pemain Indonesia, yang terus diserang oleh tekanan dari tim lawan.
Kecepatan dan semangat tim Mali terlihat jelas, membuat Indonesia kesulitan untuk menata kembali permainan. Setiap serangan yang dibangun selalu digagalkan oleh pertahanan Mali yang solid.
Kesalahan Tak Terduga Memperburuk Keadaan Skuad Garuda Muda
Situasi semakin kritis ketika pada menit ke-34, kesalahan antisipasi lini belakang Indonesia dimanfaatkan oleh Wilson Samake. Pemain Mali tersebut berhasil melakukan solo run dan menembak keras ke pojok gawang.
Dengan gol tersebut, Mali menutup babak pertama dengan skor 2-0. Upaya-upaya anak asuh Indra Sjafri melalui peluang yang diciptakan Dony dan Ivar Jenner belum membuahkan hasil.
Kekalahan sementara ini menunjukkan bahwa pertahanan dan komunikasi antar pemain perlu ditingkatkan agar tidak mengulangi kesalahan serupa. Situasi mental yang tertekan juga tampaknya memengaruhi performa pemain di lapangan.
Peluang yang Terbuang di Babak Kedua
Memasuki babak kedua, Indra Sjafri melakukan beberapa perubahan strategi dengan memasukkan Wigi Pratama. Kehadiran Wigi sempat membangkitkan semangat tim dan menciptakan beberapa peluang.
Meskipun ada usaha keras dari Raka Cahyana dan Toni Firmansyah, penyelesaian akhir tetap menjadi masalah yang menyulitkan Indonesia untuk mencetak gol balasan. Setiap peluang yang ada gagal menjadi angka di papan skor.
Mali, yang sudah unggul dua gol, memilih untuk menurunkan tempo permainan, namun tetap sangat konsentrasi. Tim lawan jelas tidak ingin mengulangi kesalahan yang bisa membuat mereka kehilangan keunggulan.
Penutupan Pertandingan yang Menyedihkan untuk Timnas Indonesia
Menjelang akhir pertandingan, Indonesia kembali mendapatkan hukuman dari tim Mali. Pada menit 90+1, Moulaye Haidara memanfaatkan kesalahan Roby dan mengeluarkan tembakan keras yang tidak mampu dihentikan oleh kiper Cahya Supriadi.
Hasil akhir 3-0 jelas sangat berat untuk diterima, memperlihatkan bahwa masih banyak yang harus diperbaiki sebelum berlaga di SEA Games 2025. Kekalahan ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya persiapan yang matang.
Dengan waktu yang tersisa, tim pelatih harus segera menganalisis performa tim dan mencari solusi agar bisa tampil lebih baik dalam pertandingan mendatang. Harapan masih ada, tapi harus dibarengi dengan kerja keras dari semua elemen tim.
